Kalau dilihat dari paradigma anak-anak sekolah
secara umum, PMR ini termasuk salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang biasa saja. Dan malah terkadang biasanya sebagian besar anggotanya
adalah perempuan. Mungkin karena itu terkadang ekstrakurikuler ini
dianggap sebelah mata. Karena paling-paling hanya ada kegiatan
keputriaan. Dan tidak dibutuhkan latihan-latihan fisik.
Namun, jika kita tahu benar apa itu PMR, maka
pandangan itu sudah sepantasnya menghilang dari pikiran. Sebab, jika
saya pikir saat ini, lebih baik lagi jika anggota PMR adalah para
lelaki. Karena dilihat dari namanya saja PMR itu singkatan dari Palang
Merah Remaja. Yang mana kegiatan bergerak dalam hal tolong menolong.
Kalau bisa dibilang sih sebenarnya PMR itu latihan untuk menjadi KSR.
Tapi, ngga harus juga sih.
Kita lihat saja tugasnya para anggota anggota PMR.
Paling umum itu ya sebagai tim kesehatan ketika sedang berlangsung
upacara di sekolahan. Sekarang coba kita pikir bersama saja. Yang
namanya tim kesehatan pasti punya kewajiban untuk menolong jika ada yang
sakit dengan ilmu yang sudah didapatnya. Nah sekarang, apabila ada yang
pingsan, sudah seharusnya mereka juga yang harus menolong. Mulai dari
awal sampai si korban kembali sadar. Dan pastinya perlu ada evakuasi
juga kan. Masa iya, orang pingsan dibiarkan begitu saja di tengah
lapangan. Pasti perlu untuk dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman
dan nyaman. Dan, ngga mungkin seorang yang lemah bisa melakukannya. Nah
di sini salah satu contoh kecil yang menggambarkan bahwa para anggota
PMR haruslah bukan seorang yang lemah. Mereka harus kuat. Masa iya, mau
nolong orang malah mereka sendiri yang jatuh jadi korban berikutnya.
Belum lagi kalau mereka ditugaskan untuk membantu ketika ada kejadian
bencana alam. Ya meskipun, mereka ngga akan melakukan hal-hal yang
sangat berat seperti menolong para korban yang masih terjebak, tapi
mereka tetap harus memiliki fisik, mental, dan jiwa yang kuat. Sebab di
tempat seperti itu biasanya memang sangat berat.
Jadi, menjadi seorang PMR bukan hanya perlu
memiliki jiwa penolong. Tidak hanya perlu menjadi orang yang baik.
Tetapi, juga sangat perlu memiliki fisik yang kuat. Tetapi, jika hanya
fisik yang kuat juga kurang sih. Begini, apa gunanya fisiknya kuat, tapi
dia ngga punya jiwa kemanusiaan. Dia tega-tega aja melihat orang sakit.
Buat apa coba ya?
Jadi intinya, jangan remehkan para teman
perempuanmu yang menjadi anggota PMR. Sebab, sesungguhnya mereka itulah
para perempuan kuat dan hebat. (*oleh Anggota Forpis)